ETIKA ISLAM DALAM PENERAPAN ILMU TEKNOLOGI INFORMATIKA
Makalah Al-Islam
ETIKA ISLAM
DALAM PENERAPAN
ILMU
TEKNOLOGI INFORMATIKA
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 3:
1.
Abdul Hamid ( 130401033 )
2.
Adhen Robyanda ( 130401034 )
3.
Efry Hady Nata ( 130401124 )
4.
Gigih Setyaji ( 130401021 )
5.
Krisdianto
6.
Riswan
7.
Rommy Rhamadany
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
TS. 2014/2015
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah
SWT. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas matakuliah Agama Islam. Dan tak lupa pula shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW. Karena Beliaulah telah membawa kita dari alam
yang gelap menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat
ini.
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya
Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua serta kawan-kawan 1 kelompok,
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu etika ataupun sikap seorang muslim dalam penerapan teknologi
informatika, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya kepada penyusun dan kepada para
mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Riau. Kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen pembimbing saya meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah kami
di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.
Pekanbaru,23 Desember 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Etika adalah
pondasi utama dalam mengembangkan sebuah teknologi, etika juga sangat penting
dalam setiap penerapan-penerapan tindak laku seorang muslim, tanpa etika yang
baik muslim bukanlah seorang muslim dan manusia bukanlah seorang manusia,
قَالَ إِنَّكَ لَن
تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا ٦٧ وَكَيۡفَ
تَصۡبِرُ عَلَىٰ مَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ خُبۡرٗا ٦٨
67. Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan
sanggup sabar bersama aku. 68.
Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang hal itu?.[1]
Etika dan
teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Etika adalah sumber dasar yang mampu
memberikan nilai-nilai positif terhadap kemungkinan
munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah
terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang
lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi.
Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Al-quran,
sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sebagai
contoh adalah firman Allah SWT
وَعَلَّمۡنَٰهُ صَنۡعَةَ
لَبُوسٖ لَّكُمۡ لِتُحۡصِنَكُم مِّنۢ بَأۡسِكُمۡۖ فَهَلۡ أَنتُمۡ شَٰكِرُونَ ٨٠
80. Dan telah
Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu
dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).[2]
Dari
keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan
sarana teknologi. Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak
lahir pemikir Islam yang tangguh produktif dan inovatif dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tetapi sangat disayangkan bahwa kemajuan-kemajuan
itu tidak sempat ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya sehingga tanpa sadar
umat Islam akhirnya melepaskan kepeloporannya. Lalu bangsa Barat dengan mudah
mengambil dan mentransfer ilmu dan teknologi yang dimiliki dunia Islam dan
dengan mudah pula mereka membelenggu para pemikir Islam sehingga sampai saat
ini bangsa Baratlah yang menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan
teknologi.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Etika dan TI ?
2.
Apa fungsi Etika Islam dalam
Ilmu Teknologi Informatika ?
3.
Bagaimana Etika Islam dalam
penerapan Ilmu Teknologi Informatika?
1.2. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini, agar
pembaca dapat memperluas ilmu etika
ataupun sikap seorang muslim dalam penerapan teknologi informatika, dan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya kepada penyusun dan kepada para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau.
1.2. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat dari penulisan
makalah ini terbagi menjadi dua, yakni:
a.
Manfaat Teoretis,
Untuk memberikan
informasi tentang bagaimanakah Etika
Islam dalam Penerapan Teknologi
Informatika, khususnya dibidang
kajian ilmu dalam segi Islam.
b.
Manfaat Praktisnya,
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Islam, Fakultas Ilmu Komputer,
Jurusan Teknik Informatika.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Pengertian
Etika, berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan
atau adat kebiasaan. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya
“Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik, dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan
sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian
perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah
Ilmu yang membahas perbuatan baik dan
perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.[3]
TI dalam
kontek yang lebih luas ,merangkum semua aspek yang berhubungan dengan mesin dan
teknik yang digunakan untuk menangkap, meyimpam, memanipulasi, menghantarkan
dan menampilkan suatu bentuk informasi. komputer yang mengendalikan semua
bentuk ide dan informasi memainkan peranan penting dalam pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi suara, gambar, teks dan angka
yang berasaskan mikroelektronik. Teknologi Informatika bermakna menggabungkan bidang teknologi seperti komputer, telekomunikasi
dan elektronik dan bidang informasi seperti data, fakta dan proses. Untuk menerapkan etika TI di perlukan terlebih dahulu mengenal dan memaknai
prinsip yang terkandung di dalam TI di antaranya adalah :
1.
Tujuan Teknologi Informatika : memberikan kepada manusia untuk menyelesaikan masalah, menghasilkan
kreatifitas, membuat manusia lebih berkarya dengan menggunakan Teknologi Informatika dan
aktivitasnya.
2.
Prinsip High–tech–high–touch[4]: jangan memiliki ketergantungan
terhadap teknologi tercanggih tetapi lebih penting adalah meninggkatkan
kemampuan aspek “high touch “ yaitu “manusia” .
3. Sesuaikan Teknologi Informatika terhadap manusia : seharusnya teknologi Informatika dapat mendukung segala aktivitas manusia.
2.2. Etika Islam Dalam Penerapan Ilmu TI
Pengertian Etika Islam menurut para Ahli:
1. Etika merupakan
ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan manusia.[5]
2. Etika merupakan
filsafat nilai, kesusilaan tentang baik buruk, serta berusaha mempelajari
nilai-nilai.[6]
3. Etika merupakan
ilmu yang mempelajari soal kebaikan di dalam hidup manusia semaunya,
teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran dan perasaan sampai mengenai
tujuan yang dapat merupakan perbuatan.[7]
Sedangakan menurut Islam sendiri Etika adalah “Akhlak”. Akhlak atau etika Islam lebih bersifat
berkisar sekitar Tuhan. Karena dalam Islam, etika lebih dikaitkan dengan pahala
dan dosa. [8]
Etika Islam merupakan bentuk frasa dan
pemikiran yang muncul dalam dalam diri kaum
muslim itu sendiri. Munculnya etika Islam didasarkan pada Al-Qur’an dan As-Shunnah. Etika Islam dalam penerapan
Bidang Ilmu kini mendapat implikasi negative, dikarenakan perbedaan agama, budaya dan gaya hidup dari negara-negara Barat yang
menjadi produsen ilmu tersebut. Sebab paradigma dan pelaksanaan komunikasi Barat
yang lebih mengoptimalkan nilai-nilai pragmatis, materialistis serta penggunaan
media secara kapitalis.
Etika Islam dalam Ilmu TI yang hangat
diperbincangkan akhir-akhir ini terutama menyangkut teori dan prinsip-prinsip etika Islam, serta pendekatan
Islam tentang Ilmu TI. Titik penting munculnya aktivisme dan pemikiran mengenai etika Islam ditandai dengan
terbitnya beberapa media social ,sebut
saja salah satunya Friendster. Ini semakin menunjukkan
jati diri etika seorang muslim yang tengah mendapat perhatian dan sorotan masyarakat tidak saja di
belahan negara berpenduduk Muslim tetapi juga di negara-negara Barat. Isu-isu
yang dikembangkan dalam media sosial tersebut menyangkut Islam dan komunikasi yang meliputi perspektif Islam
terhadap media, pemanfaatan media massa pada era pascamodern, kedudukan dan
perjalanan media massa di negara Muslim serta perspektif politik terhadap Islam
dan Ilmu TI.
Etika Islam yang berfokus pada ayat-ayat Al-Qur’an yang dikembangkan oleh para pemikir Muslim. Tujuan akhirnya adalah
menjadikan etika Islam sebagai landasan utama dalam penerapan Ilmu TI, terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang bersesuaian
dengan fitrah penciptaan manusia. Kesesuaian nilai-nilai Al-Qur’an dengan dimensi
penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi manfaat terhadap kesejahteraan
manusia sejagat. Sehingga dalam perspektif ini, etika Islam merupakan proses penyaringan atau tukar menukar
informasi yang menggunakan prinsip dan kaedah etika islam dalam Alquran. Etika Islam dengan demikian
dapat didefenisikan sebagai proses penyaringan nilai-nilai Islam dari komunikator/produktor kepada komunikan/konsumen dengan menggunakan
prinsip-prinsip etika yang sesuai dengan Alquran dan Hadis.
Dalam Islam, prinsip etika merupakan hak eksklusif dan bahan komoditi yang bersifat memikat[9], tetapi ia memiliki norma-norma dan moral imperatif yang bertujuan sebagai
service membangun kualitas manusia secara paripurna. Jadi Islam meletakkan
inspirasi tauhid sebagai parameter pengembangan teori komunikasi dan informasi.
Alquran menyediakan seperangkat aturan dalam prinsip dan tata berkomunikasi.
Dalam masalah ketelitian
menerima Penemuan Sains dan Teknologi, Alquran misalnya memerintahkan untuk melakukan check and recheck terhadap
informasi yang diterima. Dalam surah al-Hujurat ayat 6 dikatakan
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن
تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٖ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَٰدِمِينَ
٦
6.
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu. [10]
Oleh karena
itu, penerapan etika islam dalam menanggapi perkembangan ilmu teknologi
informatika sangat di perlukan, agar terciptanya masyarakat muslim yang madani
dan tidak terlalu jauh menikmati kefaanaan alam dunia ini. Selain itu, proses
pendidikan Islam juga merupakan
rangkaian usaha membimbing, mengarahkan, potensi hidup manusia yang berupa
kemampuan – kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah
perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual, dan sosial
serta dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana nilai- nilai Islam, yaitu
nilai – nulai yang melahirkan norma-norma syariah dan akhlak karimah.
Tujuan
kependidikan Islam adalah merupakan penggambaran nilai-nilai Islami yang hendak
diwujudkan dalam pribadi manusia, dengan istilah lain tujuan pendidikan Islam
perwujudan nilai-nilai Islami dalam diri manusia didik. Jadi
kesanalah pendidikan Islam seharusnya diarahkan, agar pendidikan Islam tidak
hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan IPTEK.
2.3. Dampak Etika terhadap Islam Kemajuan TI
Dampak etika Islam dari kemajuan teknologi tentu memiliki gejala-gejala perubahan social yang mendasar yang terjadi dalam
masyarakat sebagai dampak dari kemajuan Teknologi “
1. dengan kemajuan teknologi
kemungkinan orang bisa terbuka dan menerima perubahan yang baik.
2. dengan kemajuan teknologi diharapkan
menumbuhkan semangat ukuwah Islamiyah dan solidaritas sosial semakin meningkat.
Dari gejala kemajuan teknologi di
atas, Islam mempunyai strategi untuk
mengantisipasi perkembangan teknologi komunikasi dengan jalan :
1. Memotivasi kreativitas anak didik
dengan nilai – nilai Islam sebagai acuan
2. Mendidik keterampilan, memanfaatkan
produk teknologi bagi kesejahteraan hidup umat manusia.
3. Menciptakan jaringan yang kuat antara
ajaran agama dan teknologi.
4. Menanamkan wawasan yang luas
terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan
menginterprestasikan ajaran agama dari sumber-sumber ajaran yang murni dan
kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.[12]
2.4. Bentuk Penerapan Etika Islam terhadap Kemajuan TI
1.
Dengan menekankan solidaritas
terhadap pengguna TI
2.
Melakukan prinsip-prinsip
Islam dalam pembuatan maupun penggunaan TI
3.
Mengantisipasi diri dari hal-hal
yang dapat merusak akal
4.
Mencoba untuk membatasi
interaksi dalam media online
BAB III
KESIMPULAN
Membangun Ilmu TI yang Islami, sesungguhnya tidak harus dimulai dari nol. Dasaran
sintesisnya dapat menggunakan teori-teori Al-Qur’an, namun yang menjadi Homework bagi para
intelektual Muslim adalah membuat sintesis baru melalui aspek methatheory yang
meliputi epistemologi, ontologi dan perspektif. Pembenahan pada aspek dimensi
nilai dan etika harus dapat berkolaborasi dengan ketauhidan dan tanggungjawab
ukhrawi. Fungsi Etika Islam adalah untuk mewujudkan persamaan makna, dengan demikian akan
terjadi perubahan sikap atau tingkah laku pada masyarakat Muslim. Sedangkan
ultimate goal dari Etika Islam adalah kebahagiaan hidup dunia dan akhirat yang titik tekannya pada
aspek Ilmu TI
Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang gemilang yang telah dicapai oleh manusia setelah
diadakan penelitian yang tekun dan eksperimen yang mahal yang telah dilakukan
selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan
penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya.
Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati
oleh masyarakat luas dengan cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para
raja dahulu kala. Namun, Kebanyakan manusia di dunia kini hanya mengingat
kesenangan hidupnya lupa kepada Tuhannya. Ia mengira bahwa dunia ini adalah
segalanya tak ada kelanjutannya dan tak ada kehidupan kecuali di dunia saja.
Benar bahwa agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman
lampau di masa sekarang maupun di waktu-waktu yang akan datang.
Demikian pula ajaran Islam, ia tidak akan bertentangan
dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus dan analisa-analisa
yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala
sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yang disajikan oleh berbagai
peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan
oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram kecuali jika terdapat nash atau dalil
yang tegas dan pasti mengherankannya.
Bukankah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama
Islam bukanlah agama yang sempit? Allah SWT telah berfirman yang artinya “Di
sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan.” . Adapun
peradaban modern yang begitu luas memasyarakatkan produk-produk teknologi
canggih seperti televisi, video, alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah
lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, muda, atau
anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yg
diakibatkannya. Tetapi di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung
jawab itu. Sebab adanya berbagai media informasi dan alat-alat canggih yang
dimiliki dunia saat ini dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah
yang menentukan opersionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala
manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa
dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan
kesenangan semata.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an; Al-Kahf ayat
67-68; Al-Anbiya ayat 80; al-Hujurat ayat 6
Drs. Akmal Hawi. Kapita Selekta
Pendidikan Islam. IAIN Raden Fatah Press. h.141
Drs. Hasbullah. Kapita Selekta
Pendidikan Islam. 1996 PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. h.
17
Amir, Mafri. Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam. Jakarta:
Logos, 1999.
Arifin, Anwar. Ilmu
Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1995.
Ghani, Zulkiple Abd. Islam,
Komunikasi dan Teknologi Maklumat. Kuala Lumpur: Utusan Publications &
Dist
Hussain, Mohd. Yusof,
et.al. Dua Puluh Lima Soal Jawab Mengenai Komunikasi Islam. Jabatan
Komunikasi Pembangunan, Pusat Pengembangan dan Pendidikan Lanjutan, University
Pertanian Malaysia, 1990.
Daud.
Marwah, “Mengelola Hidup dan Merencanakan
Masa Depan”,
Sardar, Ziauddin. Tantangan
Dunia Islam Abad 21, diterjemahkan dari judul aslinya “Information and the
Muslim World: A Strategy for the Twenty-first Century”, oleh A.E. Priyono dan
Ilyas Hasan. Bandung: Mizan, 1989.
Sophiaan, Ainur Rofiq. Tantangan
Media Informasi Islam, Antara Profesionalisme dan Dominasi Zionis.
Surabaya: Risalah Gusti, 1993.
St.
John of Damascus “practical philosophy”,
John
Naisbitt “High–tech–high–touch”,
artikelnya sangat membantu. thanks gan
ReplyDeletemakasih
ReplyDeleteMembantu gan ,saya sebagai mahasiswa umri yang mageran merasa tertolong dengan artikel ini,izin copas gan
ReplyDeletewah angkatan 2013, izin senior, angkatan 2018 izin copas utk tugas yang sama hehe
ReplyDelete